Libur Ramadhan (Bagian 2-habis)

Banjarmasin, 07 September 2010

Pagi ini kuliah dulu dari jam delapan sampai jam setengah satu. Pulang kuliah langsung ke distro buat beliin adik gendut itu dompet. Jam setengah dua habis sholat dzuhur langsung berangkat lagi mudik ke Pangkalan Bun dianter kakak sepupu. Sebenarnya kalau memikirkan kepentingan sendiri sih pulang hari Rabu pagi ya nggak apa-apa juga. Tapi kan kakak sepupu itu juga mau pulang kampung yang kalau perjalannya ditempuh dari Pangkalan Bun, bisa lebih dari setengah hari baru sampai ke rumahnya. Berhubung kami lagi puasa, jadi di mobil sama sekali tidak ada minuman ataupun makanan. Sore hari di Palangka Raya kami mampir di pasar Ramadhan cuma untuk membeli kue-kue dan kurma, tanpa membeli minum (hehhhh…). Setelah meneruskan perjalanan beberapa saat, kami memutuskan untuk membeli air mineral saja di warung pinggir jalan. Sampai waktu berbuka tiba, kami membatalkan puasa di mobil, dan selanjutnya kami singgah di masjid untuk sholat magrib sekaligus menjama’ sholat isya. Sampai di Sampit, kami mampir di warung untuk makan malam. Baca entri selengkapnya »

Comments (1) »

Libur Ramadhan (Bagian 1)

Banjarmasin, 05 Juli 2010 – 03 Agustus 2010

Mulai liburan setelah 2 minggu ujian, tapi ga’ bingung sih mau ngapain aja,soalnya emang sudah ada kegiatan lain menunggu. Dari liat-liat nilai, ngurus spp, ngurus KTI (yang membuat saya tidak menyesali telatnya mudik ke P. Bun), dan tentu saja konsultasi KRS.

Banjarmasin, 03 Agustus 2010

Malam ini beres-beres dulu, soalnya kan besok mau mudik ke Pangkalan Bun (kaya’nya bukan saya yang beberes deh hehe..). Disda sih sudah belanja-belanja yang banyak itu buat oleh-oleh ke P.Bun (sama siapa ya..?? ya sama temannya Disty lah.. wuahahahaha..). Tak usahlah kiranya saya ceriterakan keadaan mobil yang penuh itu,, ya kurang lebih seperti kebun binatang mini lah..

Sepertinya cerita saya membosankan. Ya itu karena bukan inti cerita. Inti cerita ada di bawah ini.. silakan dinikmati ya.. Baca entri selengkapnya »

Comments (3) »

Liburan di Pangkalan Bun

Hai-hai…! Akhirnya kali ini Disty nulis lagi. Dari judulnya mungkin Anda sudah dapat menebak kalau isinya ini tidak jauh dari makanan. Maklumlah, walau dikatakan oleh teman-teman Saya ini ramping tetapi sebenarnya kan salah satu wisata yang Saya gemari adalah wisata kuliner. Kalau ada yang membaca status di FB Saya beberapa waktu yang lalu dan menjadi satu-satunya mengenai liburan di Pangkalan Bun ini, Anda juga sudah dapat menebak kalau Saya tidak berwisata kemana-mana selain menikmati suasana rumah dan kota Pangkalan Bun. Baca entri selengkapnya »

Comments (5) »

Bingka Barandam

Hai hai..hmm,, akhirnya Disty nulis lagi nih hehe… Maklumlah rasa bosan terlalu sulit untuk ditepis. Akhirnya setelah dipikir lagi, baiknya Saya cerita tentang liburan akhir tahun ajaran yang cukup lama itu saja ya..

Liburan ini dimulai sekitar 6 Juli 2009 sampai 31 Agustus 2009 yang lalu. Liburan yang telah lalu itu bisa dikatakan liburan dengan tema “kunjungi dokter” bagi Saya. Mengapa ? Baca entri selengkapnya »

Comments (2) »

Bahasa Pemersatu Bangsa

Apa yang Anda pikirkan saat membaca judul di atas ?  Mungkin Anda akan berpikir, ”Kok Disty memilih judul itu ya ?” ”Apa Dia mau menjadi Guru?” Atau mungkin menjadi pejuang kesiangan.

Sebenarnya judul itu terpikir oleh Saya ketika melihat dan membaca Facebook milik saudara Saya, serta banyak lagi tulisan-tulisan dari blog maupun artikel yang ada di internet. Bahasa-bahasa ”gaul” yang sekarang banyak digunakan Saya rasa mulai mengikis bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara Indonesia. Memang sebagai negara yang dihuni oleh berbagai macam suku, bahasa yang beragam tidak terelakkan. Pun sebagai negara berkembang, negara kita memang menyerap kemudian menyaring kebudayan dari luar sehingga cocok untuk diterapkan di negara kita. Hal-hal yang disaring itu dapat berupa apa saja, terutama budaya dan tentunya bahasa. Banyak orang sekarang berbicara menggunakan bahasa yang dicampur-campur antara dalam dan luar negeri, ataupun memelesetkan bahasa sehingga menjadi enak, lucu, atau bahkan aneh didengar. Namun parahnya, bila ada orang lain yang tidak mengerti bahasa tersebut, maka bersiaplah orang itu diperolok dengan kata kampungan, cupu, nggak gaul, walaupun ada saja orang yang mengajarkan bahasa ”gaul” itu tanpa memperolok orang lain. Baca entri selengkapnya »

Comments (7) »

OSCE THT

Selasa, 02 Juni 2009

Hari yang menyenangkan menurut Saya, dimana sejak semalam rumah Saya telah dikunjungi dua teman Saya yang ingin belajar persiapan OSCE THT esok harinya. Kami bertukar pikiran mengenai bagaimana cara-cara yang benar dalam melakukan berbagai tindakan pemeriksaan. Karena Saya tuan rumah, memang Saya cukup merasa senang karena pembicaraan Saya cukup baik didengar. Sampai-sampai teman saya berkata, “Wah, rugi nih kalau besok nggak dapat 100”. Memang kami juga diajari oleh kelompok my twins yang telah OSCE THT siklus sebelumnya dengan penguji yang berbeda.

Pada hari-H nya pun karena hari itu memang OSCE terakhir KMBD II, Saya juga dibuat tersipu-sipu karena teman-teman yang duduk di dekat Saya dengan jadwal OSCE yang lain juga berkata, ”Wah Aku lebih percaya belajar dengan Disty deh daripada liat cheklist, nggak ngerti”! Saya sebagai orang yang normal namun “biasa-biasa” saja sempat merasa tersanjung juga dengan perkataan itu. Baca entri selengkapnya »

Comments (2) »

Makan-makan…

Waktu itu (Saya lupa tepatnya), kami (Saya dan my twins) sedang jalan-jalan melepas lelah. Saat itu, di pinggir jalan kami melihat ada spanduk yang mempromosikan tempat makan baru di Banjarbaru. “Bakso Suki, Bakso Kocok” di depan SMA YPK Banjarbaru.

Judul Menu

Judul Menu

Kami langsung penasaran, lalu kami segera menuju jalan yang dimaksud kemudian mencari tempat yang tertera di spanduk. Setelah tau tempatnya, kami langsung merencanakan untuk mencoba ke tempat makan baru itu. Setelah menelaah, menimbang, dan memutuskan, maka ditentukanlah pada hari Sabtu, 23 Mei 2009 setelah kuliah Gizi, kami akan mencicipi makanan di tempat itu.

Sampailah dihari dan waktu yang dinantikan… (hehehe…, maklum orang lapar…) (Haa!! Disty yang beratnya kurang itu bisa lapar ??). Kami masuk ke depot baru itu dan segera dilayani dengan baik oleh pelayannya yang menurut saya cukup ramah. Kemudian kami mulai melihat menunya dan.., ”Kok yang termurah aja sudah 9000 rupiah ?” ”Tapi dilihat dari gambarnya sih kelihatannya porsinya cukup besar” gumam Saya. Kami segera memilih menu Bakso Suki Original yang harganya 15 ribu dan bisa dibagi jadi 2 porsi serta memesan minuman teh botol 2 buah. Baca entri selengkapnya »

Comments (3) »

Jarum Suntik

Melihat banyaknya kunjungan pada tulisan ini terutama sebagai hasil dari mesin pencari, Saya menghimbau kepada pembaca yang budiman agar tidak menggunakan alamat blog ini sebagai sitasi atau referensi. Sebaiknya tetaplah mengunjungi situs yang saya kutip isinya untuk tulisan ini. Hal ini demi menghormati sesama penulis.

Menjadi panitia inti suatu acara tentunya sangat diharapkan bagi yang memang menginginkan dan kurang diharapkan bagi yang tidak menginginkannya. Saya termasuk yang baru-baru ini, tepatnya hari Minggu tanggal 24 Mei 2009 yang lalu dalam sebuah seminar yang “sedang” (baca: tidak terlalu besar tetapi di luar aula/lingkungan kampus) menjadi panitia inti seminar tersebut. Memang dari awal pembentukan panitia, sayalah yang menawarkan diri menjadi bendahara seminar dan Alhamdulillah disetujui, karena setelah saya ingat-ingat memang seringnya saya hanya menjadi anggota “seksi” tertentu saja dalam setiap acara.

Sebagai bendahara yang baik, saya memang berusaha agar dapat menjaga kepercayaan panitia lain terutama seksi dana usaha untuk menyimpan uang dengan baik dan benar. Alhamdulillah tanpa dipaksa saya memang berusaha terus menjaga uang yang telah dititipkan kepada saya. Bila saya pergi walaupun sebentar, saya selalu menyimpan titipan itu rapat-rapat dan “kunci” nya selalu saya bawa. Memang seperti itulah sifat saya, “susah percaya dengan orang lain” walau dengan orang rumah sekalipun.

Malam sebelum hari H acara, setelah pemasukan dan pengeluaran uang telah cukup dibereskan, saya kembali menghitung uang yang ada pada saya di ruang bagian depan rumah saya. Secara tiba-tiba, niniacil dan suaminya datang bersama anak terkecil mereka. Dengan mendekat (saya langsung merapikan dan menyimpan uang) niacil berkata, “Ty, adalah suntikan bakas, kami handak minta ?” Saya diam sebentar, terus terang saya kaget mendengar pertanyaan yang menurut saya “aneh” itu. Dengan hati-hati saya menjawab, “Kededa, kan suntikan bekas tu harus dibuang lalu dihancurkan biar kada bahaya.” Kemudian niacil berkata lagi, “Ih.., bujur pang tapi kaluai ikam ada baisian, kami handak gasan manyudut banyu haja.” Saya diam. “Kaluai jua ikam ada nang hanyar nyaman kami umpat manukar”. Saya tetap diam sambil berpikir buat apa saya menimpan suntikan, kan nanti mungkin aja bisa disalahgunakan. Lalu saya menjawab, “Kededa jua.” Kemudian kai yang diam sedari tadi sambil memeriksa keadaan sekitar lalu berkata, “Ni napa ti, bakas apa ini ?” (sambil memegang spuit bekas tinta). Saya tetap diam sambil berpikir oh mungkin ini kai sudah sering liat kalau tinta printer itu pakai suntikan dan jujur saya cukup kesal jadinya karena ternyata suntikan bekas itu maksudnya bekas tinta (maklum sudah malam jadinya lola, hehe). Lalu kai bilang, “Ini boleh aja kalu diminta, kada tapakai jua kalu lagi, bakas tintah jua kalu?” Saya langsung refleks menjawab, “Iya” (simpel, bukan..). Huhhh, dan akhirnya mereka berpamitan juga… (jahatkah saya???).

Mengenai pemrosesan spuit bekas pakai, saya jadi ingat kalau kurang lebih tiga minggu sebelum malam kejadian itu saya telah mempelajarinya dalam skill lab di kampus. Caranya, setelah digunakan spuit segera diletakkan ke tempat khusus alat bekas pakai. Setelah itu, sedotlah larutan klorin 0,5% ke dalam spuit sampai penuh dan rendamlah spuit tersebut di dalam larutan klorin 0,5% itu selama 10 menit. Kemudian, buang kembali larutan klorin dalam spuit tersebut lalu pindahkan spuit itu ke baskom yang berisi larutan deterjen sambil melepaskan jarum dari semprit spuit. Lalu di dalam larutan deterjen itu pangkal jarum dan semprit dibersihkan dengan cara menyikatnya dengan sikat yang dikhususkan. Kemudian pindahkan spuit ke dalam air bilasan yang dalam hal ini berupa air bersih sambil melakukan spool sekurang-kurangnya 2 kali (menyedot dan mengeluarkan air bersih sedikitnya 2 kali). Kemudaian, pasang penutup jarum kembali, dan segera buang spuit ke tempat khusus pembuangannya untuk kemudian diproses lebih lanjut. Di bawah ini beberapa informasi lain yang saya dapatkan. Baca entri selengkapnya »

Comments (5) »

Nulis nulis..

Sebenarnya sih bingung mau nulis apa…, tapi dicoba deh nulis ini…

 

Sebelum memulai cerita, Saya coba dulu bertanya pada Anda ya..

 

Setujukah Anda kalau hidup itu harus seimbang dalam segala hal ?

Menurut Anda, mengapa jawaban itu yang Anda pilih ?

Untuk meraih apa yang ingin Anda raih, Anda akan berbuat apa ?

 

Nah.., itu dulu ya tulusannya, kan belum ada yang jawab jadi ceritanya di pending lagi deh..

Leave a comment »

Gigi P.. ‘tit….’ (sebuah puisi)

Saat mentari…

Berkembang keemasan..

Sangat terik

Walau tlah lewat setengah waktu kehidupan

Hari ini…

 

Kurasakan…

Sebuah rasa…

Perih..!! dan Pedih..!!

Namun itu sudah biasa..

Kebiasaan yang biasa… Baca entri selengkapnya »

Comments (2) »